BALIKPAPAN — Bagaimana sebenarnya berita disusun hingga sampai ke tangan pembaca? Pertanyaan inilah yang mendorong sebanyak 25 santri SMA Muhammadiyah 2, Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin Balikpapan, berkunjung langsung ke Gedung Biru Kaltim Post, Senin (4/8/2025).
Kunjungan edukatif ini menjadi bagian dari program tahunan Jurnalistik Community SMAMDA (JCS), sebuah ekstrakurikuler yang mewadahi minat santri dalam dunia tulis-menulis dan media.
Kehadiran rombongan disambut hangat oleh Nugroho Pandu Cahyo, Redaktur Halaman Metro Bisnis Kaltim Post. Di ruang rapat lantai 3, suasana diskusi berlangsung santai namun padat ilmu. Pandu memaparkan perjalanan panjang sebuah berita—mulai dari liputan di lapangan, proses penyuntingan, hingga akhirnya masuk ke mesin cetak dan terdistribusi ke pembaca.
“Di sini kami tidak hanya belajar teori, tapi benar-benar melihat prosesnya langsung,” ungkap Reza Mahendra Juniar, pembina JCS yang mendampingi para santri bersama guru lainnya, Imam Izzatir Rizzan.
Menurut Reza, kunjungan ini memang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata kepada anggota baru JCS. Ia berharap kegiatan semacam ini bisa memupuk semangat dan minat santri dalam dunia jurnalistik.
“Supaya mereka paham bahwa kerja jurnalistik itu bukan sekadar menulis, tapi juga tanggung jawab menyampaikan informasi yang akurat dan bermanfaat,” katanya.
Tidak hanya mendengarkan materi, para santri juga diajak menyusuri ruang redaksi dan percetakan PT Duta Manuntung Press. Di tempat inilah Kaltim Post dicetak setiap harinya. Mereka menyaksikan langsung suasana kerja tim redaksi serta mesin cetak yang beroperasi.
Bagi para santri, kunjungan ini menjadi pengalaman yang membuka mata. Dunia media yang selama ini hanya mereka kenal lewat layar atau buku pelajaran, kini bisa mereka lihat dan rasakan secara langsung.
“Saya baru tahu kalau proses editing dan layout itu cukup panjang sebelum bisa naik cetak. Keren banget!” ujar salah satu santri peserta kunjungan.
Melalui kegiatan ini, SMA Muhammadiyah 2 Al-Mujahidin menegaskan komitmennya dalam memberikan pembelajaran yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga pengalaman nyata di lapangan. (*)
RAS